Kamis, 29 September 2011

♥☆Menjadi Wanita Istimewa ☆♥

Bismillaahirrahmaanirrahiim

♥ Nafsu mengatakan wanita cantik atas dasar rupanya...

♥ Akal mengatakan wanita cantik atas dasar ilmu dan kepandaiannya...

♥ Dan hati mengatakan wanita cantik atas dasar akhlaqnya....

♥ Sedangkan wanita yang istimewa adalah bukan hanya cantik rupa dan pandai dalam ilmu tapi juga beriman dan berakhlaq mulia ...

♥ Wanita istimewa adalah wanita yang bertaqwa, memiliki kepribadian Islami, mencintai Allah dan Rasul-Nya.

♥ Wanita yang istimewa adalah yang selalu bersyukur atas segala potensi yang dimiliki dan diinvestasikan untuk beribadah kepada Allah .

♥ Wanita yang istimewa adalah wanita yang sabar atas kekurangan yang dimiliki dan berusaha secara maksimal untuk memperbaikinya.

♥ Wanita yang istimewa lebih senang berkumpul di lingkungan yang memberikan pencerahan dan penyegaran bagi kondisi keimanan, sehingga kualitas kepribadian terjaga.

♥ Wanita yang istimewa bukan berarti wanita yang kuper dan menjadi sosok yang eksklusif, yang tidak mau bergaul dengan lingkungan yang lain, tapi dia akan berusaha menjadi teladan yang baik bagi sesama untuk meraih ridha Allah semata.

♥ Wanita istimewa bukan berarti wanita yang suci dari dosa, yang sempurna tanpa berbuat salah...tapi wanita yang mau mengakui/ menyadari setiap kesalahan/ dosa yang diperbuat dan segera memperbaiki kesalahannya dengan bertaubat.

Setiap wanita memiliki potensi kecantikan yang melekat pada dirinya. Ibarat bunga ia memiliki nilai keindahan walau beragam warna, cara dan waktu mekar yang berbeda. Demikian pula wanita masing - masing memiliki potensi daya tarik tersendiri, hanya saja perlu kita gali potensi itu karena ada diantara kita yang belum menyadari keunikan dan kekhasan yang ada pada diri.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman yang artinya :

" Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya."( QS. At-Tin: 4 ).

" Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal." ( QS. Al - Hujurat : 13 ).

Duhai alangkah senangnya apabila kita bisa bersahabat dengan orang yang memiliki kepribadian yang istimewa . Lebih bahagia lagi apabila kita bisa seperti itu, bisa ikut berperan mempersembahkan secercah cahaya bagi kehidupan manusia dari yang terdekat sampai ke belahan dunia lainnya.

Apakah ini sekedar khayalan? Bukan... Ini bukan khayalan. Ajaran Islam sudah ada di tangan, tinggal diri kita yang menentukan ke arah mana kehidupan ini akan kita jalankan. Apakah kita memilih menjadi wanita cantik, pintar namun minim warna iman atau menjadi wanita istimewa yang berkepribadian mulia. Maka sejak sekarang tentukan pilihan kita jangan sampai kita menyia-nyiakan waktu yang tersisa..

Selasa, 27 September 2011

☆Secantik Mawar, Sewangi Melati☆

……(¯`*•.¸☆♥♥☆¸.•*´¯)…..

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Lihatlah sejenak di taman bunga itu... Begitu indah berbagai jenis bunga di sana, beragam warna dan tingkat keharuman yang berbeda.... Subhanallah... Siapakah gerangan pencipta segala keindahan ini.... Dia - lah Allah Sang Pencipta, Sang Pemilik dan Sang Raja segala keindahan... Dijadikannya indah dalam pandangan kita akan segala ciptaan-Nya.... Akankah diri kita masih meragukan rahmat dan kasih sayang- Nya? Sudahkah kita mempergunakan segala kenikmatan yang telah diberikan kepada kita itu di jalan yang diridhai-Nya?

Diantara berbagai jenis bunga itu ada bunga yang amat tersohor akan keindahan dan harumnya yang khas...bunga apakah itu? Subhanallah... Bunga mawar dan melati.. Bunga mawar memiliki kelopak yang banyak dan begitu tertata dengan indah yang melindungi benang sarinya dengan seksama...mawar juga sulit dijangkau karena batangnya kokoh dan berduri.

Lalu apa keistimewaan melati? Melati Itu secara fisik sederhana. Namun memiliki kekuatan wewangian yang luar biasa.

Begitu juga dengan kita... Jadilah kita seperti mawar yang indah dan melati yang harum. Bukan hanya cantik secara fisik, namun juga memancarkan kecantikan yang lain, kecantikan yang yang tak kan luntur di makan usia dan tak lekang oleh waktu. Kecantikan yang membawa wanita pada derajat yang tinggi.

Kecantikan yang muncul dari kejernihan hati, kebersihan jiwa serta keindahan akhlaq. Wanita yang seindah mawar dan sewangi melati adalah wanita yang memiliki keteguhan prinsip, mampu mempertahankan harga diri dan kehormatan diri karena dia menyadari bahwa setiap bagian jasad, ruh dan akalnya memiliki potensi keindahan.

Jika Allah telah mengkaruniakan keindahan fisik kepada kita, janganlah menjadi pemilik keindahan yang sia-sia. Tak ada artinya keindahan lahir tanpa keindahan batin. Kecantikan fisik justru akan menjerumuskan jika tidak dimanfaatkan dalam ketaatan. Tanpa kebersihan hati, jiwa dan akhlaq kecantikan dapat menjadi fitnah bagi diri kita dan orang lain.

Wanita yang secantik mawar dan sewangi melati adalah wanita yang memancarkan keramahan dan kebaikan namun dia memiliki pertahanan diri melalui " duri" yang menjadi perisainya. Siapapun yang ingin memetiknya harus memiliki keteguhan dan daya juang. Dia harus meminta kepada Allah Sang Pemiliknya dan kepada pemilik taman bunga yang telah merawatnya menjadi muslimah yang baik.

Namun perlu diingat saudariku.... "duri" yang ada dalam diri kita cukuplah jadi perisai atau perlindungan diri dari sesuatu yang membahayakan diri kita. Janganlah karena kita merasa cantik dan memiliki banyak kelebihan menjadikan kita sombong, bangga dan takjub pada diri sendiri. Hilangkan perasaan itu. Hindarkan agar duri tak menusuk keindahan bunga kita. Hindarkan agar perlindungan diri yang kita miliki tidak melukai setiap orang dengan hinaan dan cacian yang kita lontarkan karena justru kata- kata yang tidak baik itu akan mengotori citra diri kita sebagai muslimah yang baik.

Lalu bagaimana seandainya kita tidak secantik mawar dan tak sewangi melati?

Kecantikan fisik bukanlah segala-galanya. Ada kecantikan lain yang kita pancarkan. Kecantikan iman, kecantikan hati dan kecantikan akhlaq. Biarkanlah pesonanya menyeruak di antara keterbatasan fisik kita. Biarkanlah tak secantik mawar namun harus sewangi melati. Kuncinya adalah kita berusaha dengan do'a, belajar dan mengamalkan ilmu. Tak ada perubahan jika tak ada kemauan yang kuat dalam diri kita dan tak ada perubahan jika tak diwujudkan dalam tindakan nyata.

…(¯`*•.¸¸.•*´¯)… Wanita Sholehah Mutiara Muslimah Sejati …(¯`*•.¸¸.•*´¯)…

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Allah berfirman " Katakanlah kepada wanita yang beriman, " Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang (biasa) tampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya.....(lihat selengkapnya di QS. An-Nur ayat 31)

Rasulullah bersabda " Sebaik-baik perhiasan adalah wanita sholehah. Dan perkara yang pertama kali ditanyakan kepada seorang wanita pada hari kiamat adalah shalat 5 waktu dan ketaatannya terhadap suami" ( HR. Ibnu Hibban dari Abu Hurairah).

Duhai saudaraku, apakah ciri-ciri wanita sholehah itu?

♥ Meyakini bahwa Allah sebagai Rabb-Nya dan Nabi Muhammad sebagai nabinya, Islam sebagai agamanya yang haq,Al -Qur'an dan As Sunnah sebagai pedoman hidupnya.

♥ Mampu menjaga pandangan dari pria yang bukan muhrimnya

♥ Menutup aurat

♥ Senantiasa menjaga tutur kata agar bermakna hanya untuk kebaikan

♥ Murah senyum
Senyum dalam arti yang proporsional. Tidak setiap laki-laki yang dijumpai diberi senyum manis, tetapi senyum yang bernilai ibadah yang tidak menimbulkan fitnah.

♥ Pintar dalam bergaul
Pandai memilih teman yang membawa kebaikan. Dia menyadari bahwa melalui pergaulan yang baik ilmu akan bertambah dan wawasan semakin luas. Ia selalu mengambil hikmah dari setiap orang yang dia temui. Pendek kata hubungan kemanusiaan dan taqarrub kepada Allah dilakukan sebaik mungkin.

♥ Saat mendapat kekurangan dalam diri dia sikapi dengan belajar memperbaiki diri. Dia sadar akan kelebihan dan kekurangannya yang membuatnya tetap bersyukur dan tidak kufur nikmat.

♥ Semangat menuntut ilmu, mengamalkan ilmu dan mengajarkan ilmu kepada yang lain hanya mengharap ridho Allah.

♥ Apabila ia seorang anak akan patuh kepada orang tuanya selama dalam kebaikan.

♥ Apabila ia seorang istri ia akan taat pada suami(selama dalam kebaikan), mengajak kepada kebaikan, mampu membahagiakan suami, tidak berbicara keras dan kasar di hadapan suami.

♥ Apabila ia seorang ibu akan mendidik anaknya untuk taat pada Allah dan Rasul, mengajarkan tentang aqidah yang benar dan menanamkan akhlakul karimah pd anak.

♥ Bersabar atas ujian dan persoalan hidup. Karena baginya ujian adalah tarbiyah untuk membentuk pribadi yang tangguh.

♥ Pada intinya wanita sholehah itu adalah wanita yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, mencintai Allah dan Rasul-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

♥ Wanita sholehah adalah muslimah sejati ibarat mutiara yang terjaga, ia senantiasa menjaga dirinya dengan berhias akhlak mulia, istiqamah di atas syariat-Nya, berpegang teguh dengan sunnah nabi-Nya serta tumbuh di lingkungan yang terjaga.

Sahabat, saudaraku fillah...

Untuk menjadi wanita sholehah tidaklah semudah kita membalikkan telapak tangan, semua butuh waktu, proses dan kesungguhan menempa diri. Pola asuh orang tua, pendidikan, keteladanan dan lingkungan amatlah berpengaruh.

Banyak wanita sukses dalam karir namun tidak semua bisa sholehah. Karena sholehah dan tidaknya seseorang tergantung dari ketaatan pada aturan Allah dan Rasul-Nya. Dan ini berlaku universal tidak hanya bagi yang sudah bergelar istri namun berlaku pula bagi kita yang belum menikah. Jika wanita muda mampu menjaga diri dan memelihara akhlaknya maka iman kaum laki-laki akan semakin kuat. Cahaya kesholehan wanita mukminah akan menjadi penyejuk dan peneguh hati orang yang beriman.

Kita sering mendengar bahwa di belakang seorang pemimpin yang sukses ada seorang wanita yang sangat hebat. Namun tidak sedikit pemimpin yang tergelincir karena tergoda oleh wanita yang tidak baik. Jika wanita sholehah ada di belakang para pria di dunia ini, bisa di bayangkan berapa kesuksesan yang bisa diraih. Wanita juga diibaratkan tiang negara. Bila wanita baik maka negara akan baik dan kuat. Namun sebaliknya bila akhlak wanita rusak maka negara akan rapuh.

Jadi...menjadi wanita sholehah adalah sebuah keharusan dan ini semoga menjadi tekad kita bersama.

♥☆Tetap Santun Dikala Marah ☆♥

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Sungguh.. bukanlah perkara mudah mengendalikan kemarahan.. butuh ketenangan dan kebijaksanaan dikala emosi melanda jiwa... Siapapun bisa marah, tapi marah dengan kadar yang sesuai, pada waktu yang tepat, cara yang benar dan tujuan yang jelas itu butuh perjuangan... 

Amarah itu beracun, namun ada kalanya kita pantas marah. Dalam Islam amarah diatur sedemikian rupa agar tetap santun. Orang tidak boleh marah tanpa alasan yang benar. Kita boleh marah manakala harga diri kita sebagai muslim dihina, kita boleh marah apabila orang-orang terdekat kita melakukan perbuatan yang diharamkan Allah, demikian pula suami/ istri boleh marah bila pasangannya berselingkuh. Namun marahlah dengan wajar tanpa kekerasan. Bagaimana caranya?

♥ Hindari kata-kata makian.
Tahanlah diri kita dari mengeluarkan kata-kata yang kasar kepada siapapun. Karena hal ini tidak menyelesaikan masalah , yang terjadi adalah sakit hati dan bisa balik menyerang kita dengan kata-kata yang lebih kasar.

♥ Jangan dilakukan di depan umum
Seandainya harus marah cukuplah kedua belah pihak yang tahu ,jangan dilakukan di depan umum karena akan menjatuhkan harga diri kita dan harga diri orang lain. Kadangkala orang tidak melihat harta atau jabatan kita namun orang akan menilai bagaimana sikap terbaik kita dalam menghadapi persoalan.

♥ Hindari kekerasan fisik
Kata-kata yang tidak enak didengar juga sudah membuat sakit hati. Janganlah ditambah dengan kekerasan fisik karena akan lebih menciptakan jarak sehingga persoalan lebih sulit untuk dicari jalan keluarnya.

♥ Segera damai kembali
Jangan sampai kemarahan terus-menerus tiada habisnya. Segera akhiri kemarahan dan saling memaafkan, itu lebih menentramkan daripada menyimpan bara di hati. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa sallam bersabda :

" Seorang muslim tidak dihalalkan untuk mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari, yang bila keduanya bertemu masing-masing membuang mukanya. Orang yang paling baik di antara keduanya adalah yang lebih dahulu mengucapkan salam. " ( HR. Bukhari dan Muslim ).

♥Menumbuhkan Pribadi yang Istiqamah♥

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Setiap diri yang beriman kepada Allah haruslah memiliki jiwa yang istiqamah ( memiliki pendirian yang kuat) dalam mempertahankan dan membuktikan nilai-nilai keimanan. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman yang artinya " Sesungguhnya orang-orang yang berkata, " Rabb kami adalah Allah kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka,maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka ( dengan berkata ),'janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati;dan bergembiralah kamu dengan ( memperoleh ) surga yang telah dijanjikan kepadamu"( QS. Fushshilat : 30 ).
Lalu bagaimanakah agar kita istiqamah mempertahankan dan membuktikan nilai-nilai keimanan? Tips berikut semoga menjadi salah satu jawabannya.
('1'). Introspeksi diriAkan membuat jiwa bercermin dan sadar atas tujuan penciptaan manusia di dunia ini yaitu beribadah kepada Allah.

('2') Memahami dan mengamalkan dua kalimat syahadat dengan baik dan benar.
Sehingga mendorong kita belajar agama untuk memperbaiki aqidah, mendalami tauhid dan melaksanakan perintah serta menjauhi larangan-Nya.

('3'). Mengkaji Al-Qur'an dengan menghayati,merenungkan dan mengamalkan isinya.
Al-Qur'an dapat meneguhkan hati orang yang beriman dan petunjuk kepada jalan yang lurus .

('4'). Membaca,merenungi dan mengamalkan kisah Nabi dan Rasul serta orang-orang yang sholeh sehingga dapat dijadikan sebagai teladan.

('5'). Perbanyak taubat dan istighfar ( mohon ampun pada Allah)
Perbuatan dosa yang kita lakukan akan menyebabkan noda di hati dan akan melemahkan kita untuk melakukan ibadah. Oleh karena itu dengan banyak taubat dan istighfar hati kita akan kembali bersih dan mudah menerima kebaikan.

('6'). Memperbanyak do'a agar diberi keistiqamahan.
Yaa muqollibal qulub tsabbit qolbi 'alaa diinika ( Ya Rabb yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu). [ HR. Tirmidzi ].

('7'). Bergaul dengan orang-orang yang sholeh.
Sangatlah penting mencari lingkungan atau teman yang semangat dalam menjalankan ibadah sehingga kita pun tertular aroma kebaikannya. Jika lingkungan atau teman kita baik maka ketika kita keliru ada yang selalu menasehati dan memberi semangat dalam kebaikan.

('8'). Mengikhlaskan niat saat melakukan amal kebaikan.
Hendaknya kita membersihkan hati dari sifat ingin dipuji, riya, pamer dan sombong. Lakukanlah segalanya hanya karena Allah.

('9'). Mengingat mati
Terbukti ampuh untuk memompa semangat jiwa untuk beribadah kepada Allah dan istiqamah di jalan-Nya. Kita tidak tahu kapan ajal menjemput. Dengan mengingat mati kita akan berlomba-lomba mempersiapkan bekal ke alam akhirat.

Demikianlah beberapa perkara yang dapat membantu seorang hamba untuk dapat istiqamah di jalan Allah. Semoga bermanfaat.

♥☀ Sahabat Sejati ♥☆

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa sallam bersabda : " Seseorang itu tergantung dari agama temannya. 
Maka hendaklah salah seorang dari kalian melihat siapa temannya." ( HR. Ahmad dan Tirmidzi ).

Seseorang akan berbicara, bersikap dan berperilaku seperti teman / sahabatnya. Oleh karena itu bila kita ingin baik bersahabatlah dengan orang yang kualitas agama dan akhlaqnya bagus, yakni taat menjalankan ajaran Allah dan tidak melanggar apa yang dilarang oleh Allah.

Persahabatan yang baling bagus adalah persahabatan yang dijalin karena Allah, saling tolong menolong dalam kebaikan dan saling menguatkan untuk mencegah kemungkaran dan ini biasanya lebih awet.

Sahabat, saudaraku fillah...
Sahabat sejati adalah sahabat yang beriman ibarat mentari yang selalu menyinari kehidupan kita...
Sahabat sejati adalah sahabat yang beriman akan setia bagai pewangi yang selalu mengharumkan 
nama kita...
Sahabat sejati adalah sahabat yang menjadi pendorong impian dan memompa semangat kita...
Sahabat sejati adalah sahabat yang berhati mulia yang akan membawa kita ke jalan- Nya...

Persahabatan sering menyuguhkan beberapa cobaan, tetapi persahabatan sejati bisa mengatasi cobaan itu bahkan bertumbuh bersama karenanya....

Sahabat sejati akan selalu bertumbuh dan berkembang walau terpisah oleh jarak dan waktu, beberapa diantaranya bisa melahirkan cinta sejati...
Sahabat sejati terpilih bukan dari audisi, tetapi terpilih dari hati...
Sahabat sejati ialah mereka yang tiada lelah menunjukkan jalan yang lurus ketika kita merasa 
kehilangan arah....

Sahabat sejati, doa mereka tulus dan suci... 
Senantiasa menginginkan kebahagiaan kita di dunia dan akhirat....

Sahabat, saudaraku fillah.... 
Janganlah memilih sahabat sejati karena gengsi, tapi pilihlah dari hati yang tulus dan suci...

Jumat, 23 September 2011

Cara berpikir Laki-Laki dan Perempuan

Tantangan besar yang dihadapi laki-laki adalah memahami perempuan secara benar, ketika ia mengungkapkan perasaannya. Bagi perempuan tantangan terbesarnya adalah memahami laki-laki secara benar ketika dia diam. Yaitu diam yang membingungkan yang tidak diketahui sebab-sebabnya oleh perempuan. Biasanya dalam kondisi ini perempuan akan memahaminya secara tidak benar.

Menurut perempuan diamnya laki-laki adalah seperti teka-teki ( misteri) yang membingungkan.

Biasanya yang terjadi laki-laki diam secara tiba-tiba tanpa ada sebab. Ditengah – tengah laki-laki sedang bicara kemudian secara cepat ia berubah menjadi diam hal ini biasa bagi laki-laki. Bagi perempuan diam tersebut dipandang aneh karena perempuan memiliki tabiat selalu bicara.

Ketika laki-laki berhenti bicara dan tidak tanggap pada siapapun, awalnya perempuan akan menganggap laki-laki tersebut tuli. Karena tidak bisa mendengar orang disekitarnya. Inilah penyebab ia tidak bisa diajak bicara menurut anggapan perempuan.

Padahal sebenarnya ada sebab lain yang tidak terlintas dalam otak perempuan. Yaitu cara dan proses berfikir laki-laki secara umum berbeda dengan perempuan . Perempuan akan berfikir dengan mengeluarkan suara yang keras dan bisa di dengar kemudian orang lain akan ikut serta dalam proses tersebut. Artinya proses berfikirnya perempuan dengan bicara. Anehnya perempuan bisa menyingkap masalah sampai pada maksud yang dikehendakinya melalui cara berfikir dengan suara yang terdengar tersebut.

Cara berfikir perempuan adalah dengan memberikan tempat bagi pikirannya untuk bisa berjalan. Kemudian menjalankannya dengan mulut atau mengatakannya dengan suara yang bisa di dengar. Hal ini secara spontanitas akan membantu dirinya menghilangkan hambatan dan intuisi dirinya.
Proses berfikir seperti ini menjadi kebiasaan perempuan. Dan terkadang menjadi hal yang harus dilakukan.

Sementara cara berfikir laki-laki berbeda sama sekali. Laki-laki sebelum mulai bicara, akan melakukan proses berfikir terhadap apa yang di dengar dan disaksikan. Laki-laki menggunakan cara berfikir terlebih dulu baru kemudian menemukan jawaban atau pemecahan yang tepat. Semua proses itu berjalan dalam otaknya tanpa dimunculkan melalui lidah. Ia berfikir dengan cara diam dan tidak mengatakan satu katapun. Setelah menemukan jawaban yang dicari atau pemecahan yang tepat, baru ia mulai berbicara.

Proses ini terkadang hanya memakan waktu singkat, tidak lebih dari satu menit atau lebih sedikit, namun terkadang juga menghabiskan waktu lebih lama, bahkan membutuhkan waktu berjam-jam. Tergantung pada masalah yang difikirkan.

Karena itulah , ketika laki-laki dan perempuan berbincang-bincang , kemudian diselingi pertanyaan dari perempuan maka perempuan akan menanti dulu jawaban dari laki-laki. Ketika laki-laki merasa kesulitan memberikan jawaban atau merasa tidak memiliki pengetahuan yang memadai atau akan memberikan jawaban yang tidak bisa diterima, maka ia akan mulai berfikir secara diam dan berusaha mendapatkan jawaban yang bisa disampaikan kepada perempuan.

Pada saat tersebut, saat diam yang kadang lama sekali, perempuan akan merasa bingung dan kadang menyebabkan ia marah. Karena ia mengira laki-laki berpura-pura tidak tahu dan tidak tahu kalau ia mengajaknya berbicara. Perempuan harus tahu bahwa dugaannya tersebut salah. Dan ia harus memahami laki-laki ketika dia diam. Sebenarnya dengan cara diam tersebut seakan-akan dia mengatakan, "..pertanyaanmu sulit sekali”.

"Kamu berhak menanyakan hal tersebut dan aku berkewajiban menjawabnya. Tetapi sampai sekarang aku belum tahu apa jawaban yang akan kukatakan. Aku belum mendapat jawaban yang tepat. Namun kini aku sedang berfikir dan berusaha mendapatkan jawaban tersebut. Aku harap kamu memberikan waktu yang cukup kepadaku.”

Ia sama sekali tidak ingin mengatakan, “Aku tak ingin menjawab pertanyaanmu, sebab amat sulit, juga karena aku tidak perhatian padamu dan aku pura-pura tidak mendengarmu. Yang kamu katakan tersebut remeh sekali dan tidak berarti. Aku akan berpura-pura tidak tahu dan tidak akan kujawab.”

Biasanya perempuan sangat buruk dalam memahami diamnya laki-laki. Ukuran keburukan tersebut sangat bergantung pada keadaan jiwa perempuan saat itu. Juga segala yang ia alami pada hari itu....

"Bila jiwa perempuan pada waktu itu sedang jatuh dan hari-harinya penuh dengan berbagai permasalahan, terkadang ia mulai membayangkan hal-hal yang paling buruk."

(Sumber : DR Thariq Kamal An-Nu’aimi “Psikologi Suami Istri”)

Kamis, 22 September 2011

Ketika Aktivis Dakwah Ngeblog…

Ikatlah ilmu dengan menuliskannya – imam ‘Ali Ibn Abi Thalib

Memasuki zaman global seperti saat sekarang ini, pola dakwah bit at-Tadwin (dakwah melalui tulisan) baik dengan menerbitkan kitab-kitab, buku, majalah, internet, koran, dan tulisan-tulisan di blog yang mengandung pesan dakwah sangat penting dan efektif. Karena tidak terbatas akan jarak dan waktu.

Keuntungan lain dari dakwah model ini tidak menjadi musnah meskipun sang dai, atau penulisnya sudah wafat. Menyangkut dakwah bit-Tadwim ini Rasulullah saw bersabda,
“Sesungguhnya tinta para ulama adalah lebih baik dari darahnya para syuhada”.

Apalagi dengan perkembangan teknologi yang berkembang dengan pesatnya, membuat para penggila teknologi memanfaatkan dan bahkan sekedar membelinya untuk gaya-gaya-an. Begitu pula dengan perkembangan dunia internet yang kian hari kian digemari oleh khalayak orang banyak  perkembangan ini ditandai dengan semakin menjamurnya warnet (warung internet) dimana-mana dan instruktur yang sudah merambah ke seluruh Indonesia.

Beragam layanan dan bacaan pun disuguhkan di dunia internet. Layanan dan bacaan itu ada yang baik untuk “dikonsumsi” dan ada juga yang seharusnya tak layak “dikonsumsi”. Yang tidak layak dikonsumsi seperti, situs porno, situs yang menguak fitnah, dan situs yang tidak di isi oleh pemiliknya.

Untuk itulah, kita sebagai aktivis dakwah atau calon aktivis dakwah, seharusnya bisa melihat peluang kebaikan yang tiada habisnya disana. Kita harus jeli dalam berdakwah, wasilah (sarana) apa yang harus digunakan didalam berdakwah secara modern ini. Menurut saya, sarana efektif untuk berdakwah didunia maya adalah dengan menjadi seorang aktivis dakwah blog dan tentunya harus sudah memiliki blog dakwah. Karena aktivis dakwah blog adalah orang yang memiliki blog dakwah!

Blog dakwah pada intinya sama dengan blog yang pada umumnya, namun yang berbeda hanyalah pada tema yang diusung pada blog tersebut dan isinya. Dan ingat juga, blog dakwah tidak hanya berisikan tafsir yang njelimet dan sukar dipahami, blog yang isinya bahasa arab semua. Bukan! Tapi bisa berupa share kisah-kisah hikmah yang membawa kebaikan jika telah membacanya, puisi yang menyeru kepada shalat, puasa, zakat, tolong menolong, berdakwah, dan bahkan jihad, cerpen islami, tips dan trik bermuamalah, dan lain-lain sesuai dengan kapabilitas ilmumu.

“Baliighu annii walau ayyah..!” yang artinya “sampaikanlah walau satu ayat”.

Berdakwah di dunia maya adalah salah satu media efektif. Karena sifat dari internet adalah tidak terbatas akan waktu dan jarak. Walaupun kita berada di Bandung, kita tetap bisa berdakwah lewat blog kita. Walaupun kita telah meninggal dunia, tulisan kita masih bisa menjadi amal jariyah bagi kita. Karena salah satu amal jariyah adalah ilmu yang bermanfaat. Oleh karena itu jangan ragu…

Namun, hambatan-hambatan selalu saja menghantui para blogger, yaitu takut tulisannya tidak dibaca orang lain, jadi blognya atau tulisan-tulisannya menjadi sia-sia. Sebenarnya ada cara untuk mengantisipasi agar bisa dibaca orang dan kalau boleh bermimpi bisa menjadi “seleb blog” yaitu blog yang terkenal dan selalu dibaca oleh para penggemarnya. Caranya adalah:

Untuk yang sudah terkenal, maka akan sangat mudah menjadi seorang blogger terkenal, hanya yang diperlukan adalah promosi kepada para penggemar yang digencarkan. Untuk yang tidak terkenal, Anda harus menjadi seorang blogger terlebih dahulu, setelah itu baru deh menjadi blogger terkenal, caranya gimana? Caranya dalah:
  • Selalu Posting (menulis di blog)
“Posting adalah segalanya”…dengan posting yang bermanfaat dan menarik, pengunjung akan selalu ingin datang lagi ke blog kita untuk mendapatkan informasi yang lebih. Bahkan ia akan mempromosikan blog kita kepada teman-temannya. dengan begitu blog kita akan lebih dikenal oleh pengunjung.
  • Jangan vacum terlalu lama.
Percuma jika posting blog kita menarik namun tidak terupdate bukan? Pengunjung yang datang lagi pun bisa-bisa akan kecewa jika setiap ia membuka blog kita, ia tidak menemukan sesuatu yang baru di blog kita. dan yang lebih parah lagi..bisa-bisa ia menghapus alamat kita dari blog favoritnya. Jika suatu saat kita sibuk dan tidak sempat berposting…minimal kita menjawab setiap komentar yang ada, sehingga blog kita tidak menjadi blog yang mati.
  • Berikan sesuatu yang langka dan baru
Emas begitu mahal karena kelangkaannya. Apapun tema dan topik blog anda, jika materinya unik dan menarik, apalagi jika tidak hasil copaz dari blog lain..blog anda akan menjadi salah satu blog yang paling diminati oleh pengunjung. Keuikan…itu penting sekali.

Dan dapat terlihat bahwa, blog dakwah adalah blog yang langka di kancah maya, oleh karena itu, ini merupakan peluang besar bagi kita semua untuk mengambil peluang disana, apalagi ini adalah peluang kebaikan. So.. jangan ditunda-tunda. Ntar nyesel lo..
  • Jadilah diri sendiri.
Posting kita mencerminkan karakter kita. Beberapa blogger mungkin menyajikan postingannya secara humoris, ada pula yang berbahasa resmi, bahasa gaul, penuh candaan dsb. Kita boleh saja meniru gaya penulisan mereka, namun jika hal itu tidak sesuai dengan diri kita..maka postingan kita akan nampak seperti dibuat2. Dan yang jelas..pembaca menjadi tidak mengenal karakter anda yang sesungguhnya.
  • Beri nama anda disetiap hasil tulisan atau komentar anda.
Anda akan lebih mudah dikenal jika menuliskan “diposting oleh Aldo Al Fakhr, Blogger Pencari Spirit yang Hilang” daripada “diposting oleh admin”. Dengan begitu, setiap pembaca akan tahu, siapa nama anda.
  • Promosikan blog anda dengan giat
Kenalkan blog anda secara giat mealui iklan-iklan gratis ataupun search engine yang ada. Bahkan promosi lewat facebookpun dapat membuat blog dan anda  menjadi lebih mudah dikenal oleh banyak orang.

Atau juga bisa membuat selebaran-selebaran dan difotocopy sebanyak-banyaknya dan dibagikan ke masyarakat dan teman-teman. Solusi ini merupakan solusi efektif namun membutuhkan dana dalam mengaplikasikannya.  Tapi juga diingat, bahwa blognya harus sering diupdate, karena percuma saja, banyak yang mengunjungi namun yang dibaca itu itu aja, tidak ada yang baru.

Cara yang lain, yang juga efektif dan efisien adalah dengan membuat tempelan alamat blog kamu, dan ditempel dibelakang mobil ataupun motor. Coba deh dibuktiin. Oke!!

Bagaimana saudaraku, sudah siapkah engkau menjadi aktivis dakwah blog? Simple aja tidak usah banyak mikir, justru kalau banyak mikir keburu maut menjemput sedangkan kita belum membagi ilmu yang kita punya walau sedikit kepada orang lain. Oke.

Berangkatlah kamu (Surah At Taubah 41 : 9:41) .... Doanya Agar Dilahap Burung Dikabulkan Allah ....

Abu Qudamah, salah seorang komandan kaum Muslimin dalam peperangan melawan orang-orang Romawi berkisah, “Ketika aku jadi Amir (komandan pasukan), aku pernah memerintahkan kaum Muslimin agar berpartisipasi dalam jihad di jalan Allah. 

Lalu datanglah seorang wanita membawa secarik kertas dan bungkusan (kantong), lalu aku buka kertasnya untuk membaca dan melihat apa isinya, ternyata di dalam kertas itu tertulis, 

‘Bismillaahirrahmaanirrahiim, dari seorang wanita, hamba Allah kepada Amir (komandan) pasukan kaum Muslimin. Salaamullah ‘alaika, amma ba’du: sesungguhnya engkau telah memerintahkan kami agar berpartisipasi dalam jihad di jalan Allah sedangkan aku tidak punya daya upaya untuk berjihad atau pun berperang. Karena itu, aku titipkan kantong ini yang berisi rambutku. Silahkan ambil agar diikatkan ke kudamu, semoga saja Allah mencatatkan bagiku sesuatu dari pahala para mujahidin.”

Abu Qudamah melanjutkan, “Aku pun bersyukur kepada Allah karena telah menganugerahkan wanita tersebut taufiq dan tahulah aku bahwa kaum Muslimin ikut merasakan betapa besar kewajiban yang harus diemban dan bersatu padu untuk menghadapi musuh-musuh mereka. Tatkala kami sudah menghadapi musuh, aku melihat seorang anak yang masih ingusan, yang aku pikir belum layak untuk ikut berperang karena usianya yang terlalu muda. Karenanya, aku pun menghardiknya karena kasihan terhadapnya. namun dia malah berkata, ‘Bagaimana bisa kamu menyuruhku kembali padahal Allah telah berfirman, Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan atau pun merasa berat.” 
(Q.S at-Taubah:41).’

Lalu aku tinggalkan dia, kemudian dia menyongsongku seraya berkata, ‘Tolong pinjamkan aku 3 buah anak panah.’

Lalu aku berkatanya seraya terkagum-kagum terhadapnya sekaligus kasihan, ‘Aku akan pinjamkan kepadamu apa yang kamu mau asalkan nanti bila Allah menganugerahimu mati syahid, kamu tidak lupa meminta syafa’at (pertolongan) untukku –ketika berbicara dengannya seakan aku merasa begitu mencintai dan menghormatinya-.
‘Ya, insya Allah,’ katanya

Aku pun memberinya tiga buah anak panah tersebut, kemudian ia menyongsong musuh dengan gagah dan bersemangat. Dia terus menghantam musuh-musuhnya, sementara musuh-musuh pun berhasil melukainya hingga akhirnya dia tersungkur jatuh di medan peperangan. Sepanjang jalannya peperangan, mataku tidak lepas-lepas dari menatapnya karena begitu terkagum-kagum sekaligus kasihan terhadapnya. Tatkala dia sudah jatuh tersungkur, aku menghampirinya dan berkata kepadanya, ‘Apakah kamu mau makan atau minum.?’

‘Tidak, aku malah bersyukur kepada Allah atas apa yang kualami ini akan tetapi aku punya hajat (wasiat) kepadamu.’

‘Dengan senang hati wahai anakku, perintahkan kepadaku apa yang kamu maui,’ jawabku
‘Tolong sampaikan salamku untuk ibuku, kemudian berikanlah barang-barang ini kepadanya,’ pesannya dalam detik-detik terakhir menghembuskan nafasnya

‘Siapa ibumu, wahai pemuda,’ tanyaku
‘Ibuku adalah wanita yang telah memberimu rambutnya itu agar diikat ke kudamu ketika ia tidak mampu untuk ikut berperang di jalan Allah, jawabnya
‘Semoga Allah memberkahi keluargamu,’ kemudian dia pun berpisah dengan alam dunia yang fana ini.

Lalu aku lakukan apa yang semestinya, namun tatkala telah aku kuburkan, tiba-tiba bumi memuntahkan jasadnya, lalu aku ulangi lagi sekali lagi, namun bumi kembali memuntahkannya. Lalu aku gali sedalam-dalamnya kemudian menguburkannya tetapi tetap saja bumi memuntahkannya lagi. Aku berkata dalam hati, ‘barangkali saja ketika keluar untuk berjihad, dia tidak mendapat restu dari ibunya.’ Lantas aku melakukan shalat dua raka’at dan berdoa kepada Allah agar menyingkap rahasia mengenai si anak ini. 

Tiba-tiba aku mendengar ada yang berkata, ‘Wahai Abu Qudamah, tinggalkan urusan Wali Allah tersebut.!’ Maka, tahulah aku bahwa ada janji Allah bersamanya. Tatkala kami sedang terpaku melihat hal itu semua, tiba-tiba datang seekor burung menyongsong lalu memakannya. Aku pun terheran-heran dengan peristiwa itu. Kemudian aku kembali menemui ibunya untuk melaksanakan wasiat putranya tersebut. Maka, tatkala dia melihatku, berkatah ia, ‘Wahai Abu Qudamah, apa yang ada di balik kedatanganmu; ingin melawat (ta’ziah) atau mengucapkan selamat.?’

Aku balik bertanya kepadanya, ‘Apa maksudnya itu.?”
“Jika putraku telah meninggal biasa, berarti kamu datang untuk berta’ziah. Tetapi jika ia terbunuh di jalan Allah dan mati syahid, berarti kamu datang untuk mengucapkan selamat,” katanya

Lalu aku menceritakan kepadanya kisah putranya tersebut; aku ceritakan perihal burung dan apa yang dilakukannya terhadapnya. Maka berkatalah sang ibu tersebut,
“Sungguh, Allah telah mengabulkan doanya.”
“Apa doanya,?” tanyaku

“Sesungguhnya dia selalu berdoa kepada Allah di dalam semua shalatnya, penyendiriannya, di pagi dan sore harinya, ‘Ya Allah kumpulkanlah aku di dalam tembolok (penampungan makanan) burung. Segala puji bagi Allah karena telah merealisasikan cita-citanya dan mengabulkan doanya,”jawabnya

Abu Qudamah mengakhiri kisahnya, “Lalu aku pun berpaling darinya dengan memetik sebuah pengetahuan berharga kenapa Allah mencatatkan kemenangan atas kami terhadap para musuh.”

(SUMBER: Mi`atu Qishshah Wa Qishshah Fii Aniisi ash-Shaalihiin Wa Samiir al-Muttaqiin, karya Muhammad Amin al-Jundy, h.45-4 )
Diambil dari: www.alsofwah.or.id

Da'wah Dusta

Ada sebuah kisah cantik yang dikutip oleh Syaikh ’Abdullah Nashih ’Ulwan dalam Taujih Ruhiyah-nya. 
Kisah menarik ini, atau yang semakna dengannya juga termaktub dalam karya agung Ibnul Qayyim Al Jauziyah yang khusus membahas para pencinta dan pemendam rindu, Raudhatul Muhibbin.

Ini kisah tentang seorang gadis yang sebegitu cantiknya. Dialah sang bunga di sebuah kota yang harumnya semerbak hingga negeri-negeri tetangga. Tak banyak yang pernah melihat wajahnya, sedikit yang pernah mendengar suaranya, dan bisa dihitung jari orang yang pernah berurusan dengannya. Dia seorang pemilik kecantikan yang terjaga bagaikan bidadari di taman surga.

Sebagaimana wajarnya, sang gadis juga memendam cinta. Cinta itu tumbuh, anehnya, kepada seorang pemuda yang belum pernah dilihatnya, belum pernah dia dengar suaranya, dan belum tergambar wujudnya dalam benak. Hanya karena kabar. Hanya karena cerita yang beredar. Bahwa pemuda ini tampan bagai Nabi Yusuf zaman ini. Bahwa akhlaqnya suci. Bahwa ilmunya tinggi. Bahwa keshalihannya membuat iri. Bahwa ketaqwaannya telah berulangkali teruji. Namanya kerap muncul dalam pembicaraan dan doa para ibu yang merindukan menantu.

Gadis pujaan itu telah kasmaran sejak didengarnya sang bibi berkisah tentang pemuda idaman. Tetapi begitulah, cinta itu terpisah oleh jarak, terkekang oleh waktu, tersekat oleh rasa asing dan ragu. Hingga hari itu pun tiba. Sang pemuda berkunjung ke kota si gadis untuk sebuah urusan. Dan cinta sang gadis tak lagi bisa menunggu. Ia telah terbakar rindu pada sosok yang bayangannya mengisi ruang hati. Meski tak pasti adakah benar yang ia bayangkan tentang matanya, tentang alisnya, tentang lesung pipitnya, tentang ketegapannya, tentang semuanya. Meski tak pasti apakah cintanya bersambut sama.

Maka ditulisnyalah surat itu, memohon bertemu.

Dan ia mendapat jawaban. ”Ya”, katanya.

Akhirnya mereka bertemu di satu tempat yang disepakati. Berdua saja. Awal-awal tak ada kata. Tapi bayangan masing-masing telah merasuk jauh menembus mata, menghadirkan rasa tak karuan dalam dada. Dan sang gadis yang mendapati bahwa apa yang ia bayangkan tak seberapa dibanding aslinya; kesantunannya, kelembutan suaranya, kegagahan sikapnya. Ia berkeringat dingin. Tapi diberanikannya bicara, karena demikianlah kebiasaan yang ada pada keluarganya.

”Maha Suci Allah”, kata si gadis sambil sekilas kembali memandang, ”Yang telah menganugerahi engkau wajah yang begitu tampan.”

Sang pemuda tersenyum. Ia menundukkan wajahnya. ”Andai saja kau lihat aku”, katanya, ”Sesudah tiga hari dikuburkan. Ketika cacing berpesta membusukkannya. Ketika ulat-ulat bersarang di mata. Ketika hancur wajah menjadi busuk bernanah. Anugerah ini begitu sementara. Janganlah kau tertipu olehnya.”

”Betapa inginnya aku”, kata si gadis, ”Meletakkan jemariku dalam genggaman tanganmu.”

Sang pemuda berkeringat dingin mendengarnya. Ia menjawab sambil tetap menunduk memejamkan mata. ”Tak kurang inginnya aku berbuat lebih dari itu. Tetapi coba bayangkan, kulit kita adalah api neraka; yang satu bagi yang lainnya. Tak berhak saling disentuhkan. Karena di akhirat kelak hanya akan menjadi rasa sakit. dan penyesalan yang tak berkesudahan.”

Si gadis ikut tertunduk. ”Tapi tahukah engkau”, katanya melanjutkan, ”Telah lama aku dilanda rindu, takut, dan sedih. Telah lama aku merindukan saat aku bisa meletakkan kepalaku di dadamu yang berdegub. Agar berkurang beban-beban. Agar Allah menghapus kesempitan dan kesusahan.”

”Jangan lakukan itu kecuali dengan haknya”, kata si pemuda. ”Sungguh kawan-kawan akrab pada hari kiamat satu sama lain akan menjadi seteru. Kecuali mereka yang bertaqwa.”

Kita cukupkan sampai di sini sang kisah. Mari kita dengar komentar Syaikh ’Abdullah Nashih ’Ulwan tentangnya. ”Apa yang kita pelajari dari kisah ini?”, demikian beliau bertanya. ”Sebuah kisah yang indah. Sarat dengan ’ibrah dan pelajaran. Kita lihat bahwa sang pemuda demikian fasih membimbing si gadis untuk menghayati kesucian dan ketaqwaan kepada Allah.”

”Tapi”, kata beliau memberi catatan. ”Dalam kisah indah ini kita tanpa sadar melupakan satu hal. Bahwa sang pemuda dan gadis melakukan pelanggaran syari’at. Bahwa sang pemuda mencampuradukkan kebenaran dan kebathilan. Bahwa ia meniupkan nafas da’wah dalam atmosfer yang ternoda. Dan dampaknya bisa kita lihat dalam kisah; sang gadis sama sekali tak mengindahkan da’wahnya. Bahkan ia makin berani dalam kata-kata; mengajukan permintaan-permintaan yang makin meninggi tingkat bahayanya dalam pandangan syari’at Allah.”

Ya. Dia sama sekali tak memperhatikan isi kalimat da’wah sang pemuda. Buktinya, kalimatnya makin berani dan menimbulkan syahwat dalam hati. Mula-mula hanya mengagumi wajah. Lalu membayangkan tangan bergandengan, jemarinya menyatu bertautan. Kemudian membayangkan berbaring dalam pelukan. Subhanallah, bagaimana jika percakapan diteruskan tanpa batas waktu?

”Kesalahan itu”, kata Syaikh ’Abdullah Nashih ’Ulwan memungkasi, ”Telah terjadi sejak awal.” Apa itu? ”Mereka berkhalwat! Mereka tak mengindahkan peringatan syari’at dan pesan Sang Nabi tentang hal yang satu ini.”

Ya. Mereka berkhalwat! Bersepi berduaan. Ya. Sang pemuda memang sedang berda’wah. Tapi meminjam istilah salah seorang Akh yang paling saya cintai dalam ’surat cinta’-nya yang masih saya simpan hingga kini, ini adalah ”Da’wah dusta!” Da’wah dusta. Da’wah dusta. Di jalan cinta para pejuang, mari kita hati-hati terhadap jebakan syaithan. Karena yang tampak indah selalu harus diperiksa dengan ukuran kebenaran.

taken from: Jalan Cinta Para Pejuang/Cinta Bersujud Di Mihrab Taat/Selingan Cinta dari Khazanah Lama
by Salim A. Fillah

STOP Jangan Bilang CINTA!

Check Out this LINK!

https://maisyarahpradhitasari.wordpress.com/2011/08/07/stop-jangan-bilang-cinta/

Ketika Sang Bidadari Surga Jatuh CINTA..

Ketika Akhwat Jatuh Cinta…

Yang mereka rasakan adalah penyesalan yang amat sangat..
atas sebuah hijab yang tersingkap …

Ketika lelaki yang tak halal baginya, bergelayut dalam alam fikirannya..
yang mereka rasakan adalah ketakutan yang begitu besar.. 
akan cinta yang tak suci lagi …

Ketika rasa rindu mulai merekah di hatinya, 
yang mereka rasakan adalah kesedihan yang tak terperih.. 
akan sbuah asa yang tak semestinya …

Tak ada senyum bahagia, tak ada rona malu …
Yang ada adalah malam-malam yang dipenuhi air mata penyesalan atas cinta-Nya yang ternodai …

Yang ada adalah kegelisahan, karena rasa yang salah arah …
Yang ada adalah penderitaan akan hati yang mulai sakit …

Ketika Akhwat Jatuh Cinta…
Bukan harapan untuk bertemu yang mereka nantikan, tapi..
yang ada adalah rasa ingin menghindar dan menjauh dari
orang tersebut …

Tak ada kata-kata cinta dan rayuan …
Yang ada adalah kekhawatiran
yang amat sangat, akan hati yang mulai merindukan lelaki
yang belum halal atau bahkan
tak akan pernah halal baginya …

Ketika mereka jatuh cinta, maka perhatikanlah, kegelisahan di hatinya.. 
yang tak mampu lagi memberikan ketenangan di wajahnya yang dulu teduh …

Mereka akan terus berusaha mematikan rasa itu
bagaimanapun caranya …

Bahkan kendati dia harus menghilang, maka itu pun akan mereka lakukan …

Alangkah kasihannya jika akhwat jatuh cinta …

Karena yang ada adalah penderitaan …

Tapi ukhti…
Bersabarlah…

Jadikan ini ujian dari Rabbmu…
Matikan rasa itu secepatnya…
Pasang tembok pembatas
antara kau dan dia …

Pasang duri dalam hatimu, agar rasa itu tak tumbuh bersemi …

Cuci dengan air mata penyesalan.. 
akan hijab yang sempat tersingkap …
Putar balik kemudi hatimu, 
agar rasa itu tetap terarah hanya padaNya …

Pupuskan rasa rindu padanya dan kembalikan dalam hatimu rasa rindu akan cinta Rabbmu…

Ukhti… Jangan khawatir kau akan kehilangan cintanya…
Karena bila memang kalian ditakdirkan bersama, 
maka tak akan ada yang dapat mencegah kalian bersatu …

Tapi ketahuilah, bagaimana pun usaha kalian untuk bersatu, 
jika Allah tak menghendakinya, maka tak akan pernah kalian bersatu …

Ukhti… Bersabarlah… Biarkan Allah yang mengaturnya…
Maka yakinlah… Semuanya akan baik-baik saja…

Semua Akan Indah Pada Waktunya …

Jangan Jatuh CINTA.. tapi bangun CINTA..

Di sini pernah ada rasa simpati
Di sini pernah ada rasa menggagumi
Rasa ingin memilikimu
Memasukkanmu ke dalam hati ini
Menjadi penghuni...

Mencoba berlindung di balik fitrahnya hati
Untuk mencari pembenaran diri...
Namun Ternyata semua hanya permainan nafsu

Untuk memburu cinta yang semu
Aku Tertipu...

Tuhanku berikanku cinta yang Kau titipkan
Bukan cinta yang pernah ku tanam 2 x

Aku ingin rasa cinta ini
Masih menjadi cinta perawan
Cinta yang hanya aku berikan
Saat ijab qabul telah tertunaikan 2 x

Tuhanku berikanku cinta yang Kau titipkan
Bukan cinta yang ku tanam 5 x
 

 

http://nasyidterpilih.blogspot.com/2011/07/maidany-jangan-jatuh-cinta-tapi-bangun.html

Selasa, 20 September 2011

Dakwah adalah Cinta

Teringat kembali aku akan nasehat Syaikhut Tarbiyah, Ust. Rahmat Abdullah,
Tentang dakwah…
 
"Memang seperti itu dakwah.
Dakwah adalah cinta.
Dan cinta akan meminta semuanya dari dirimu.
Sampai pikiranmu.
Sampai perhatianmu.
Berjalan, duduk, dan tidurmu.
 
Bahkan di tengah lelapmu, isi mimpimu pun tentang dakwah. Tentang umat yg kau cintai..
 
Lagi-lagi memang seperti itu. Dakwah. Menyedot saripati energimu. 
Sampai tulang belulangmu. 
Sampai daging terakhir yg menempel di tubuh rentamu. 
Tubuh yg luluh lantak diseret-seret...
Tubuh yang hancur lebur dipaksa berlari..
 
Seperti itu pula kejadiannya pada rambut Rasulullah. Beliau memang akan tua juga. 
Tapi kepalanya beruban karena beban berat dari ayat yg diturunkan Allah.
 
Sebagaimana tubuh mulia Umar bin Abdul Aziz. Dia memimpin hanya sebentar. 
Tapi kaum muslimin sudah dibuat bingung. Tidak ada lagi orang miskin yg bisa diberi sedekah. 
Tubuh mulia itu terkoyak-koyak. Sulit membayangkan sekeras apa sang Khalifah bekerja. 
Tubuh yang segar bugar itu sampai rontok. Hanya dalam 2 tahun ia sakit parah kemudian meninggal. Toh memang itu yang diharapkannya; mati sebagai jiwa yang tenang..
 
Dan di etalase akhirat kelak, mungkin tubuh Umar bin Khathab juga terlihat tercabik-cabik. 
Kepalanya sampai botak. Umar yang perkasa pun akhirnya membawa tongkat ke mana-mana. 
Kurang heroik? Akhirnya diperjelas dengan salah satu luka paling legendaris sepanjang sejarah; luka ditikamnya seorang Khalifah yang sholih, yang sedang bermesra-mesraan dengan Tuhannya saat sholat.
 
Dakwah bukannya tidak melelahkan. Bukannya tidak membosankan. Dakwah bukannya tidak menyakitkan. Bahkan juga para pejuang risalah bukannya sepi dari godaan kefuturan..
 
Tidak… Justru kelelahan. Justru rasa sakit itu selalu bersama mereka sepanjang hidupnya. 
Setiap hari. Satu kisah heroik, akan segera mereka sambung lagi dengan amalan yang jauh lebih “tragis”.
 
Justru karena rasa sakit itu selalu mereka rasakan, selalu menemani… 
justru karena rasa sakit itu selalu mengintai ke mana pun mereka pergi… 
akhirnya menjadi adaptasi. 
Kalau iman dan godaan rasa lelah selalu bertempur, pada akhirnya salah satunya harus mengalah. 
Dan rasa lelah itu sendiri yang akhirnya lelah untuk mencekik iman. Lalu terus berkobar dalam dada.
 
Begitu pula rasa sakit. Hingga luka tak kau rasa lagi sebagai luka. 
Hingga “hasrat untuk mengeluh” tidak lagi terlalu menggoda dibandingkan jihad yang begitu cantik.
 
Begitupun Umar. Saat Rasulullah wafat, ia histeris. Saat Abu Bakar wafat, ia tidak lagi mengamuk. 
Bukannya tidak cinta pada Abu Bakar. Tapi saking seringnya “ditinggalkan” , hal itu sudah menjadi kewajaran. Dan menjadi semacam tonik bagi iman..
 
Karena itu kamu tahu. Pejuang yg heboh ria memamer-mamerkan amalnya adalah anak kemarin sore. 
Yang takjub pada rasa sakit dan pengorbanannya juga begitu. 
Karena mereka jarang disakiti di jalan Allah. 
Karena tidak setiap saat mereka memproduksi karya-karya besar. 
Maka sekalinya hal itu mereka kerjakan, sekalinya hal itu mereka rasakan, mereka merasa menjadi orang besar..
Dan mereka justru jadi lelucon dan target doa para mujahid sejati, “ya Allah, berilah dia petunjuk… sungguh Engkau Maha Pengasih lagi maha Penyayang…
 
“ Maka satu lagi seorang pejuang tubuhnya luluh lantak. Jasadnya dikoyak beban dakwah. 
Tapi iman di hatinya memancarkan cinta… Mengajak kita untuk terus berlari…
 
“Teruslah bergerak, hingga kelelahan itu lelah mengikutimu.
Teruslah berlari, hingga kebosanan itu bosan mengejarmu.
Teruslah berjalan, hingga keletihan itu letih bersamamu.
Teruslah bertahan, hingga kefuturan itu futur menyertaimu.
Tetaplah berjaga, hingga kelesuan itu lesu menemanimu.”
(alm. Ust Rahmat Abdullah)
 
Kalau iman dan syetan terus bertempur. Pada akhirnya salah satunya harus mengalah"

In memoriam Ust. Rahmat Abdullah La’allanaa fii barokatillah…. 

Ya Allah, karuniakanlah kami panasnya iman yang mampu membakar ruh HAMASAH untuk terus bermujahadah dengan penuh kesabaran….aamiin
sumber: islamedia.com

Senin, 19 September 2011

Kecewa di Jalan Dakwah..

Tulisan ini dicuplik total dari Grup Never Ending Tarbiyah, kalau tidak salah ditulis oleh Dr. Amir Faishol Fath, www.Hudzaifah.org (with permission)

"Beberapa kisah di bawah ini bukanlah fiktif, namun benar-benar terjadi di dalam perjalanan da’wah yang mendaki lagi sukar, sebagai sebuah sunnatullah untuk memisahkan orang-orang munafiq dari barisan orang-orang yang beriman, sebagai seleksi dari Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk membedakan antara loyang dan emas.
 
  • Janganlah berpecah belah, kita semua bersaudara. Janganlah merasa lebih, sesama kita. Mengapa kau patahkan pedangmu sehingga musuh mampu membobol bentengmu=
Seorang ustadz berkisah tentang dua orang akhwat yang sangat tangguh dan berkualitas di jalan da’wah. Mereka ada dalam ’satu kandang da’wah. Namun sangat disayangkan, hal itu justru menimbulkan persaingan daï’wah yang tidak sehat di antara mereka. Futur melanda, situasi ‘panas’ dan akhirnya seorang dari mereka melepas jilbabnya dan yang lainnya, hengkang dari jalan da’wah. Kekecewaan sangat mendalam, hingga berguguranlah mereka dari jalan yang mulia ini.

‘Ana tidak mau ikut-ikut (da’wah ‘red) lagi, habis adik-adiknya susah diatur!’, ucap seorang kader senior yang mendapat amanah sebagai mas’ul sebuah departemen lembaga da’wah. Ia memutuskan untuk tidak mau terlibat lagi dalam pergerakan da’wah. Ia mengaku kesal, kecewa dan jera dengan sikap adik-adik kampus yang ‘bandel’ alias tidak taat pada perintahnya dan sering protes kepadanya. Kini ia berjalan sendiri di tengah dunia hedon, keluar dari lingkaran da’wah. Ia merasa ‘menang’ dengan tindakannya itu karena ia beranggapan bahwa dengan demikian, lembaga da’wah telah kehilangan satu kadernya.

Di sebuah pengajian rutin, dua orang ikhwan dalam kondisi perang dingin. Bila yang satu datang, yang lain pasti tak mau datang hingga muncul motto, ‘Tidak boleh ada dua singa dalam satu kandang.’

=Sebab-Sebab Kekecewaan=
Tidak ada asap kalau tidak ada api. Kekecewaan dapat muncul karena ada keinginan yang tidak terpenuhi, tak terpuaskan. Kecewa yang kita bicarakan adalah kecewa di jalan da’wah. Kekecewaan ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, dan penyebab kekecewaan yang seringkali terjadi adalah:
  1. kekecewaan aktivis karena jengah melihat jurang yang dalam antara idealisme dan realitas, antara ilmu dan amal. Sebagai contoh, sang aktivis membaca shirah nabawiyah yang di dalamnya dikisahkan bagaimana indahnya ukhuwah sang nabi dan para sahabat, pun firman Allah Subhanahu wa Ta’ala bahwa, ‘Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara.’ Tapi realitanya, ukhuwah itu tidak ia dapatkan di lapangan, justru sebaliknya. 
  2. kekecewaan akitivis yang lebih dilandasi hawa nafsu dan tipu daya syetan, karena tidak tercapainya ambisi pribadi. Contoh ambisi pribadi itu adalah, ingin menjadi pemimpin, ingin kata-katanya selalu didengar, ingin pendapatnya harus diterima, pun tidak mau menerima nasehat dari yang ia anggap ‘lebih rendah’ dan merasa diri paling berjasa dengan motto, ‘Kalau bukan karena ane, ngga bakal jalan da’wah ini.’
  3. kekecewaan aktivis karena tidak puas dengan kebijakan-kebijakan qiyadah (pemimpin), keputusan syuro, kondisi da’wah yang selalu dibebankan padanya dan manajemen lembaga da’wah.

=Feed Back Positif dan Negatif=
Tak ada manusia yang tak pernah kecewa karena sesungguhnya kecewa itu manusiawi. Hanya saja, feed back dari kekecewaan itu berbeda pada diri setiap orang. Ada orang-orang yang mampu mengatasi dan mengubah kekecewaan itu dengan energi positif yang konstruktif, namun ada juga orang-orang yang tidak mampu mengatasinya karena lebih didominasi energi negatif yang desdruktif.

Kekecewaan tak lagi syar’i bila didasari hawa nafsu, dan bukan atas dasar kebenaran (al haq). Tak lagi rasional bila kemudian berubah menjadi kedengkian dan kebencian yang menghancurkan diri sendiri dan memporak-porandakan teman-teman di sekelilingnya, menjadi duri dalam daging. Maka motto yang sebaiknya ada dalam diri kita adalah, ‘Jangan terlalu banyak menuntut, jadikan diri kita bermanfaat bagi orang lain.’

=9 Energi Positif=
Ada sembilan energi postif yang dapat menjadi bahan bakar di dalam jiwa untuk mengatasi kekecewaan yang melanda, yaitu:

1. Tentara terdepanmu adalah keikhlasan
‘Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia pun mengerjakan kebaikan’’..’ (QS. An Nisaa: 125)

Meminjam istilah dari sebuah artikel yang pernah penulis baca, Tentara Terdepanmu adalah Keikhlasan. Istilah ini sangat tepat karena memang keikhlasan adalah garda terdepan kita untuk menghadapi segala rintangan di jalan da’wah. Keikhlasan membuat kita tak kenal lelah dan tak kenal henti dalam menyampaikan Al Haq karena tujuan kita hanya satu, Allah Subhanahu wa Ta’ala. Jika tujuan kita menyimpang kepada yang sifatnya duniawi, maka saat tujuan itu tak tercapai, kita akan mudah kecewa dan berbalik ke belakang. Bila berda’wah lantaran mengharapkan apa-apa yang ada pada manusia, berupa penghormatan, penghargaan, pengakuan eksistensi diri, popularitas, jabatan, pengikut dan pujian, maka hakekatnya kita telah berubah menjadi hamba manusia, bukan lagi hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala. 

Kisah yang sangat menarik ketika Khalid bin Walid selaku panglima perang yang notabene sangat berjasa bagi kaum muslimin, tiba-tiba diturunkan jabatannya menjadi prajurit biasa, oleh Khalifah Umar bin Khattab. Namun Umar melakukan itu karena melihat banyaknya kaum muslimin yang mengelu-elukan kepahlawanan dan cenderung mengkultuskan Khalid, sehingga Umar khawatir hal itu akan membuat Khalid menjadi ujub (bangga diri), yang dapat berakibat hilangnya pahala amal-amal Khalid di hadapan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Dan subhanallah’., Khalid tidak marah ataupun kecewa karena jabatannya diturunkan, bahkan ia tetap turut berperang di bawah komando pimpinan yang baru. Ketika ditanya tentang hal itu, Khalid menjawab dengan tenang, ‘Aku berperang karena Allah Subhanahu wa Ta’ala, bukan karena Umar. ‘

2. Harus Tahan Beramal Jama’i
‘Dan berpeganglah kamu semuanya kepada Tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai’’’ (QS. Ali Imran: 103)

Beramal jama’i itu jalannya tak selalu datar, ada kalanya mendaki, karena dalam beramal jama’i, kita akan menemui berbagai macam sifat manusia, berbagai pemikiran, fitnah dari luar, pun dari dalam. Namun bagaimanapun buruknya kondisi jamaah, tetap saja amal jama’i itu lebih baik dan lebih utama daripada sendirian. Ali bin Abi Thalib berkata, ‘Keruhnya amal jama’i, lebih aku sukai daripada jernih sendirian.’

Kekuatan utama kita adalah persatuan kaum muslimin. Sesungguhnya kekalahan kita saat ini bukanlah karena kehebatan bersatunya kaum kuffar, tetapi karena tidak bersatunya kaum muslimin. ‘Kejahatan yang terorganisir akan mampu mengalahkan kebaikan yang tidak terorganisir.’

Orang-orang yang memisahkan diri dan lari dari barisan da’wah, sesungguhnya tidak akan membuat barisan da’wah itu melemah atau kehilangan kader, justru barisan itu akan semakin solid dan kokoh karena mengindikasikan yang tergabung di dalamnya, tinggallah orang-orang yang teruji memiliki jiwa-jiwa pemersatu. Inilah sebuah sunnatullah yang senantiasa berlaku untuk membedakan antara loyang dan emas. Jadi, kita harus tahan beramal jama’i !

3. Bermanfaat bagi orang lain
Rasulullah Shalallahu Alaihi wa sallam bersabda, ‘Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.’ (HR. Qudhy dari Jabir).

Bila kita melihat ukhuwah dalam barisan da’wah ternyata belum seindah seperti shirah yang kita baca, atau ternyata hijab di lembaga da’wah amat cair, maka adalah sangat wajar bila kita kecewa. Tetapi kekecewaan itu janganlah dipelihara, jangan justru membuat kita bersungut-sungut, menuntut lebih, berkeluh kesah, apatah lagi sampai memisahkan diri dari barisan. 

Mari ubah sudut pandang, dan kita tekankan bahwa segala kekurangan yang ada pada barisan da’wah adalah justru menjadi kewajiban kita untuk membenahinya. 
‘Jangan banyak menuntut, jadikan diri kita bermanfaat bagi orang lain.’

4. Penuhi hak sesama muslim
- Saling menasehati. (QS. Al Ashr: 1-3)
Kekurangan dalam diri qiyadah, jundi, lembaga, manajemen, hendaknya disampaikan dalam bentuk nasehat. Untuk yang sifatnya pribadi – sebagai adab nasehat- adalah disampaikan tidak dalam forum, tetapi disampaikan pribadi, berdua saja, dalam rangka saling berpesan untuk nasehat menasehati dalam menetapi kesabaran. 

Karena bila kita memberi nasehat dihadapan orang banyak, maka itu sama saja dengan membuka aibnya dan menjatuhkannya, apalagi bila sampai melakukan sidang layaknya menghakimi terdakwa. Sangatlah tipis perbedaan antara orang yang ingin menasehati karena landasan kasih sayang, dengan orang yang menasehati karena sekaligus ingin membuka aib saudaranya, sehingga membuat diri yang dinasehati seakan lebih rendah, dari yang menasehati.
- Lemah lembut. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang salah satu ciri jundullah (tentara Allah), yaitu ‘‘‘.yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mu’min’’’’ (QS. Al Maidah: 54)
- Jangan dengki. Rasulullah Shalallahu Alaihi wa sallam bersabda, ‘Takutlah kamu semua akan sifat dengki sebab sesungguhnya dengki itu memakan segala kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar.’ (Riwayat Abu Daud dari Abi Hurairah)
- Jangan suudzon. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, ‘Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain’’’’ (QS. Al Hujuurat: 12)
- Berendah Hatilah. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, ‘Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman.’ (QS. An Naml: 215)
- Jangan Berbantahan
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, ‘‘..dan Janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menjadikan kamu gentar, dan hilang kekuatanmu’’.’(QS. Al Anfaal:46). Berbantah-bantahan sesama kita, padahal musuh di luar, sudah siap menerkam.

5. Musuh terbesar kita adalah syetan
Musuh kita bukanlah seorang muslim, apatah lagi sesama aktivis. Musuh terbesar kita adalah iblis dan bala tentaranya. Mereka senantiasa akan merusak ukhuwah kita dari kiri, kanan, depan, dan belakang (QS. Al A’raf: 17). Hendaknya kita senantiasa ingat akan janji iblis untuk menyesatkan hamba-hamba-Nya (QS. Al Israa:62). 

Ini akan menjadi landasan kita untuk selalu menatap saudara kita dengan penuh kasih sayang karena boleh jadi saat saudara kita menyakiti kita, adalah lantaran banyaknya syetan di sekelilingnya yang terus menerus membisikinya untuk membenci kita, demikian pula sebaliknya, bisa jadi syetan menghembuskan prasangka-prasangka di dalam benak kita. Maka, mari kita jadikan syetan sebagai musuh bersama.

6. Sukses da’wah bukanlah karena kehebatan kita
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, ‘Maka, bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allahlah yang membunuh mereka. Dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar’’ (Al Anf’l: 1)

Ayat ini menyatakan bahwa kemenangan dalam medan peperangan, pun dalam suksesnya da’wah, bukanlah karena kepintaran kita dalam membuat strategi da’wah, tetapi tak lebih karena pertolongan dari Allah. Jika tidak, maka apa bedanya kita dengan Qarun yang berkata, ‘Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku’..’ (QS. Al Qashash:78). Dan kita lihat bagaimana ending kehidupan dari Qarun yang ditenggelamkan Allah Subhnahu wa Ta’ala ke perut bumi.

7. Mujahid itu teman kita sendiri
Mujahid dan mujahidah itu sesungguhnya ada di sekeliling kita, di dekat kita. Ya, bisa jadi mereka adalah teman-teman kita sendiri. Maka sangat aneh bila kita kerap kali menitikkan air mata saat ingat mujahid-mujahid di Palestina, Iraq, Chechnya, Afghanistan, dan lain-lain, tetapi dengan saudara-saudara mujahid di sesama lembaga saja, kita tidak bisa berlapang dada.

8. Ingat Kematian
Rasulullah Shalallahu Alaihi wa sallam bersabda, ‘Perbanyaklah kalian mengingat mati, sebab seorang hamba yang banyak mengingat mati, maka Allah akan menghidupkan hatinya, dan Allah akan meringankan baginya rasa sakit saat kematian.’

9. Doakan di shalat malam kita
Doa adalah senjata orang-orang beriman dan bila kita mendoakan saudara muslim kita tanpa sepengetahuannya, maka para malaikat akan berkata, ‘untuk kamu juga’’. 

Rasulullah Shalallahu Alaihi wa sallam bersabda, “Tidak seorang Muslim pun mendoakan kebaikkan bagi saudaranya sesama Muslim yang berjauhan melainkan malaikat mendoakannya pula. Mudah-mudahan engkau beroleh kebaikkan pula.” (HR. Muslim)

=Penutup=
Menyatakan diri sebagai orang beriman, sebagai seorang du’at (pengemban da’wah), sebagai seorang aktivis da’wah, sesungguhnya mengandung konsekuensi yang tidak ringan. Yaitu kita senantiasa akan mendapat ujian keimanan dari sang pemilik 99 Al Asmaul Husna. 

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, ‘Apakah kamu mengira bahwa kamu akan dibiarkan (begitu saja), sedang Allah belum mengetahui (dalam kenyataan) orang-orang yang berjihad di antara Kamu’’’. ‘ (QS. 9:16). 

Dan di surat lainnya, ‘Apakah kamu mengira kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu cobaan sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan serta macam-macam cobaan.” (QS. Al-Baqarah:214)

Tersenyumlah dalam duka dan tenanglah dalam suka. Insya Allah dengan mengingat sembilan energi positif, akan membuat kita bersabar, dan enggan berpisah dari jalan da’wah ini. 

‘Dan janganlah kamu bersikap lemah dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman. ‘ (QS. Ali Imran: 139).